Indikator trading Forex merupakan sebuah alat yang telah
diciptakan oleh para pakar yang telah berkecimpung dalam dunia investasi dimasa
lampau dan sekarang. Indikator – indikator yang telah diciptakan tersebut sudah
banyak di includekan dalam software metatrader untuk forex. Fungsi indikator
ini untuk menganalisa secara teknikal pergerakan mata uang dalam forex.
Secara default setting indikator yang builtin dalam
metatrader sudah cukup, namun anda dapat memodifikasi settingannya sesuai
pengalaman anda. Silakan anda memperluas cakrawala dengan mempelajari indikator
– indikator forex yang ada dalam metatrader . oleh karena itu kami memberikan
wawasan macam indikator forex yang banyak digunakan beserta fungsinya.
Dalam dunia trading dikenal 2 teknik yaitu fundamental dan
teknikal. Mempelajari indikator itu berarti anda sedang mempelajari teknikal. Indikator
berfungsi sebagai alat yang digunakan para trader dari perhitungan volume,
harga dan pasar keuangan dunia. Dengan menggunakn histori sebelumnya, indikator
dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
Jenis indikator trading forex dan fungsinya
MA ( Moving Average )
Indikator Moving Average yang biasa dikenal dengan MA ini merupakan indikator yang umum dipakai oleh
para trader pemula maupun trader mahir. Meskipun terkenal mudah dan luas
penggunaannya, namun banyak juga para trader yang belum paham tentang cara
membaca indikator MA ini.
Indikator MA ini secara sistematis menghitung rata-rata
pergerakan harga per periode tertentu. Kita ambil contoh memasang indikator MA
60 pada timeframe D1 atau 1 hari, maka secara otomatis garis kurva akan
menampilkan gerakan harga selama 60 hari kebelakang. Jika anda memasang MA 60
di timeframe H1 itu berarti garis kurva menunjukkan pergerakan harga selama 60
jam kebelakang.
Dalam indikator MA ada beberapa cara untuk membaca indikator
ini antara lain exponential , simple, Light Weighted dan smoother . Hal
tersebut dapat diaplikasikan pada High, Low, Open dan Close pada candlestick.
Penerapan dalam trading, indikator MA ini sering digunakan
untuk beberapa hal yakni membaca arah trend, Open Posisi dan Close Posisi. Selain
itu juga bisa digunakan untuk menentukan garis resistance dan support yang
dinamis.
Indikator Stochastic Oscilator
Indikator ini dibuat oleh George Lane sekitar tahun 50
an. Dengan indikator stochastic ini anda
dapat memprediksi arah pasar apakah sedang UP trend atau Down Trend. Ketika pasar
sedang UP Trend maka kurva stochastic akan bergerak ke arah atas hingga batas
jenuh buyer. Batas ini dalam trading dinamakan OverBought. Sebaliknya jika
pasar sedang Down Trend maka kurva stochastic cenderung bergerak kea rah bawah
hingga batas jenus seller. Batas di bawah ini biasa dinamakan OverSold.
Intinya ketika kurva
sudah menyentuh ke batas atas / overbought maka harga akan mulai berubah trend
untuk mulai turun ke bawah. Sebaliknya ketika kurva mencapai batas bawah /
OverSold secara otomatis harga akan mulai berubah arah untuk naik.
Biasanya indikator stochastic ini dipadukan dengan indikator
yang lain seperti moving average maupun bolinger band untuk open posisi. Anda dapat
melihat penggunaaan indikator stochastic dengan moving average di link yang
berbeda.
Relative Strength Index (RSI)
RSI merupakan salah satu indikator yang banyak dipakai oleh
para trader untuk melihat kondisi jenuh pasar trading. Indikator RSI ini
pertama kali ditunjukkan oleh J. Welles Wilder tahun 1978 dalam bukunya New Concepts
in Technical Trading Systems. Indikator RSI ini sendiri memiliki level 0 sampai
100 termasuk dalam indikator type Oscilator.
Cara membaca indikator trading forex
Membaca MA ( Moving Average )
Periode merupakan hal penting dalam menggunakan indikator MovingAverage. Dengan periode ini anda dapat menghitung rata-rata dari harga pasar
seperti tampak pada gambar.
Anda dapat melihat SMA (Simple Moving Average) dengan
periode berbeda-beda. Setiap periode tentunya memiliki fungsi masing-masing. Misalkan
periode 1 terlihat kurva yang hanya loncat – loncat karena memang MA 1 ini
hanya menghubungkan close antar candle.
Sedangkan MA 5 dan 20 merupakan perhitungan dari 5/20 biji
candlestick yang lalu. Anda dapat menganalisa dari gambar di atas adalah ketika MA
semakin besar maka semakin lambat pergerakan MA tersebut. Ketika ada pergerakan
harga dari atas menukik ke bawah tentu MA kecil akan ikut menukik ke bawah, sedangkan
MA besar tidak akan terpengaruh dengan hal tersebut.
Dari sinilah MA besar biasanya digunakan untuk menentukan
trend sudah habis apa belum. Selain itu pula juga digunakan untuk menentukan
garis resistance dan support. Untuk MA kecil biasanya digunakan untuk melakukan
open posisi.
Kita ambil dari contoh gambar diatas sebagai latihan. Kita
pasang MA kecil 5 dan 20, sedangkan MA besar 100 kita gunakan untuk menentukan
arah trend. Ketika garis MA 100 belum di sentuh itu berarti arah trend sesuai
dengan MA 100 tersebut.
Dalam gambar tersebut trend sedang down, maka dari itu anda
hanya boleh melakukan Open Posisi SELL tampak seperti pada gambar kotak biru.
Membaca indikator stochastic
Ketika indikator stochastic telah dimasukkan kedalam
software metatrader anda akan terlihat pada gambar dibawah ini
Cara membaca indikator stochastic ini tampak seperti gambar
yang kami lingkari dan arah panah. Jika posisi kurva stochastic ada di
atas/overbought, anda dapat melakukan open Sell. Jika posisi kurva stochastic
ada di bawah/oversold anda dapat melakukan open buy.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal hendaknya anda
melakukan analisa dengan menggunakan stochastic pada timeframe yang besar
seperti H4 dan D1. Ketepatan pada timeframe besar sangat akurat dibandingkan
dengan trading di timeframe kecil. Namun anda harus sabar menunggu karena
trading di timeframe besar bisa mencapai sehari, dua hari bahkan lebih banyak
hari.
Membaca indikator RSI
Indikator RSI ini memiliki nilai titik jenuh, baik nilai
sudah terlalu tinggi (Overbought) dan nilai sudah terlalu rendah (Oversold). Level
yang biasa digunakan untuk RSI ini yaitu level 30 dan level 70 atau level 20
dan 80 untuk batasan titik jenuh pasar.
Penggunaan indikator RSI juga dapat dipakai untuk menentukan
arah trend apakah masih up/down ataukah sudah berubah arah. Untuk keakuratan indikator RSI ini biasanya digabungkan
dengan indikator yang lain untuk mengambil langkah open.
Jika anda melihat gambar diatas bahwa penggunaan RSI
digabung dengan indikator Moving Average dapat dijadikan acuan untuk open
posisi. Ketika nilai RSI sudah mencapai titik jenuh di bawah (Oversold),
biasanya pasar akan mulai merubah arah trend untuk UP. Sedangkan ketika RSI
sudah mencapai titik jenuh di atas (Overbought), biasanya harga sudah jenuh dan
akan berubah menjadi trend down.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete